ANALISIS
INPUT-OUTPUT
Menurut
Djojodipuro, (1992), analisis input-output adalah penerapan teori keseimbangan umum
terhadap kegiatan produksi secara empirik. Penerapan teori tersebut mengungkapkan hasil
kajian tentang adanya interdependensi antar berbagai unit atau
produksi yang tercakup dalam perekonomian suatu daerah atau negara. Analisis Input-Output
menunjukkan dalam perekonomian secara keseluruhan saling berhubungan dan saling
ketergantungan antar sektor. Output suatu sektor merupakan input bagi sektor
lainnya begitu pula sebaliknya, dengan demikian saling keterkaitan tersebut mengarahkan kepada
keseimbangan antara penerimaan
dan penawaran dalam perekonomian secara keseluruhan. Pada hakekatnya,
analisis input-output mengandung arti bahwa dalam keseimbangan jumlah
nilai uang output agregat dari keseluruhan perekonomian harus sama dengan
jumlah uang input antar sektor dan jumlah nilai output antar sektor (Jhingan, 1994). Terdapat beberapa
kegunaan atau manfaat dari analisis Input-Output (Tarigan,Robinson; 2004),
antara lain :
1.
Menggambarkan kaitan
antarsektor sehingga memperluas wawasan terhadap perekonomian
wilayah. Dapat dilihat bahwa perekonomian wilayah bukan lagi
sebagai kumpulan sektor-sektor, melainkan merupakan satu sistem yang saling
berhubungan. Perubahan pada salah satu sector akan langsung
mempengaruhi keseluruhan sektor walaupun perubahan itu terjadi secara
bertahap.
2.
Dapat digunakan untuk
mengetahui daya menarik (backward linkages) dan daya mendorong (forward
linkages) dari setiap sektor sehingga mudah menetapkan sektor mana
yang dijadikan sebagai sektor strategis dalam perencanaan pembangunan
perekonomian wilayah.
3.
Dapat meramalkan
pertumbuhan ekonomi dan kenaikan tingkat kemakmuran, seandainya
permintaan akhir dari beberapa sektor dikethui akan meningkat. Hal ini
dapat dianalisis melalui kenaikan input antara dan kenaikan input primer
yang merupakan nilai tambah.
4.
Sebagai salah satu
analisis yang penting dalam perencanaan pembangunan ekonomi wilayah karena
bisa melihat permasalahan secara komprehensif.
5.
Dapat digunakan sebagai
bahan untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja dan modal dalam
perencanaan pembangunan ekonomi wilayah, seandainya input-nya
dinyatakan dalam bentuk tenaga kerja atau modal.
Tabel
input-output yang digunakan untuk analisis ekonomi bersifat statis hal ini terkait
dengan asumsi dasar yang digunakan antara lain :
1. Asumsi
keseragaman (homogenity assumption) yang mensyaratkan bahwa tiap sektor
memproduksi suatu output tunggal dengan sektor input tunggal dan tidak ada
substitusi otomatis terhadap input dari output sektor yang berbeda beda.
2. Asumsi
kesebandingan (proportionality assumption) yang menyatakan hubungan
input dan output di dalam tiap sektor mempunyai fungsi linier yang jumlah tiap
jenis input yang diserap oleh sektor tertentu naik atau turunnya sebanding
dengan kenaikan atau penurunan output sector tersebut.
3. Asumsi
penjumlahan (addivity) yang menyebutkan bahwa efek total pelaksanaan
produksi di berbagai sektor dihasilkan dari masing-masing sektor secara
terpisah dan merupakan penjumlahan dari efek masing-masing kegiatan. Ini berarti bahwa
diluar sistem input-output semua pengaruh dari luar diabaikan.
Dalam
kaitannya dengan transaksi yang digunakan tabel input-output terdiri dari
empat
jenis tabel yaitu :
1) tabel
transaksi total atas dasar harga pembeli,
2) tabel
transaksi domestik atas dasar harga pembeli,
3) tabel
transaksi total atas dasar harga produsen, dan
4) tabel
transaksi domestik atas dasar harga produsen.
Sedangkan
menurut Jensen RC dan GR West (1986), mengemukakan bahwa tabel input output
dibagi ke dalam empat kuadran yaitu:
1. Intermediate
quadrant (Kuadran I) yang merupakan kuadran
permintaan antara arus barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi perekonomian
wilayah yang bersangkutan dan disebut juga dengan processing quadrant,
2. Final
demand (kuadran II) yang menggambarkan
transaksi permintaan akhir yang berasal baik dari output berbagai sektor
produksi maupun impor yang dirinci dalam berbagai jenis penggunaan. Kuadran ini
merupakan komponen pengeluaran wilayah (Gross Domestic Regional
Product),
3. Primary
input quadrant (kuadran III) yang menunjukkan penggunaan
input primer atau nilai tambah, jumlah keseluruhannya ini menghasilkan product
domestic regional bruto, dan
4. Primary
input-final demand quadrant (kuadran IV) yang
menunjukkan transaksi langsung antara input primer dengan permintaan akhir tanpa
ada mekanisme transmisi dari sistem produksi dan umumnya jarang terdapat dalam tabel
input output.
Output
Output
yang dimaksudkan dalam pengertian tabel input output adalah seluruh nilai barang
dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor produksi dengan memanfaatkan factor
produksi yang tersedia di suatu wilayah (negara, propinsi, kabupaten, dan
kecamatan) dalam periode tertentu (biasanya satu tahun), tanpa memperhatikan
asal usul pelaku produksi maupun usahanya.
Input
Primer
Input
primer adalah jasa atas pemakaian faktor-faktor produksi yang terdiri dari tenaga
kerja, tanah, modal, dan kewiraswastaan. Input primer disebut juga nilai tambah
bruto dan merupakan selisih antara output dengan input antara. Input primer
terdiri atas:
upah
dan gaji, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tak langsung netto.
Dan
menurut Tarigan,2006.Analisis input-ouput (analisis masukan-keluaran) adalah suatu analisis atas perekonomian
wilayah secara komprehensif karena melihat keterkaitan antar sektor ekonomi di wilayah tersebut secara
keseluruhan. Dengan demikian, apabila terjadi perubahan tingkat produksi atas
sector tertentu, dampaknya terhadap sektor lain dapat dilihat. Selain itu,
analisis ini juga terkait dengan tingkat kemakmuran masyarakat melalui input
primer (nilai tambah). Artinya, akibat perubahan tingkat produksi sektor-sektor
tersebut, dapat dilihat seberapa besar kemakmuran masyarakat
bertambah/berkurang. Setiap produk pasti membutuhkan input agar produk itu
dapat dihasilkan. Hasil produk dapat langsung dikonsumsi atau sebagai input
untuk menghasilkan produk lain atau input untuk
produk
yang sama pada putaran berikutnya,misalnya bibit. Input dapat berupa output
dari sektor lain yang sering disebut dengan input antara berupa bahan baku dan
input primer berupa tenaga kerja, keahlian, peralatan, dan modal. Keikutsertaan
factor-faktor produksi akan mendapat imbalan yang menjadi pendapatan masyarakat
sesuai dengan peran/keterlibatannya. Hal ini menggambarkan bahwa sektor-sektor
dalam perekonomian suatu wilayah saling
terkait antara satu dengan yang lainnya.
Sebagai
kesimpulan analisis input output adalah suatu analisis atas perekonomian
wilayah secara komprehensif dengan penerapan teori keseimbangan umum terhadap
kegiatan produksi secara empiric.Penerapan teori tersebut mengungkapkan hasil
kajian tentang adanya interpendensi antar berbagai unit atau produksi yabg
tercakup dalam perekonomian suatu daerah atau Negara .Setiap antar sector
ekonomi saling berkaitan dan ketergantungan baik dalam suatu daerah atau negara
dan akibatnya apabila terjadi perubahan tingkat produk dampaknya akan terlihat
disektor lain,output suatu sector merupakan input suatu sector lain yang saling
berhubungan dan saling ketergantungan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Peran
Sektor Perekonomian terhadap Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Untuk
Komunitas Tebu;Ani Suryatini,Slamet Hartono,Azizatun Nurhayati,Wiwid Widya
Ningsih ;Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Perekonomi Universitas Gajah Mada
Yogyakarta
2.
Peranan
Sektor Perikanan pada Perekonomian Jawa Tengah;Abdul Kohar Mudzakir;Dosen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,Jurusan Perikanan,FPIK Universitas Ponogoro
Semarang
Disusun
Oleh:
ü Rahmad Iqbal
ü Ikhsan
ü Desi Ulandari
ü Shintha Putri
Sella
ü Cut Via Safirta
ü Ade Novita
ü Sri Deri
ü Irhamni
AMIK
INDONESIA
Tahun
Ajaran 2015-2016
0 komentar:
Posting Komentar